Melampaui ‘Orang Normal’: Begini Cara Belajar Seorang Hacker

Black Hat itu istilah untuk menyebut para hacker yang menggunakan “cara berbeda” dalam mengakali sistem dan algoritma, dengan cara yang nggak official. Tidak selalu buruk, saya malah beranggapan, mereka ini lebih kreatif ketimbang kelompok “white hat” dan orang biasa.

Black hat itu orang-orang kreatif yang melakukan percobaan di luar panduan resmi, melompati privacy and policy, malampaui term of service.

Keadaan semacam ini terjadi karena internet mirip hutan belantara yang menuntut pemakainya untuk survive (bertahan) menghadapi dunia yang selalu berubah, namun penuh keterbatasan. Tanpa semangat mengakali sistem dan algorithma, teknologi akan berjalan lambat.

Ada yang mengaku white hat, tetapi berada di wilayah abu-abu, berfikir hal yang dibeli berlisensi, tetapi sebenanrya juga bajakan.

Ada juga yang merasa Black Hat tetapi sebenarnya nggak “black hat” sama sekali. Hanya karena kamu baca artikel di blok dan forum berlabel “blak hat” belum tentu itu black hat. Bisa jadi hanya ‘merasa black hat’ seolah olah seorang hacker-hitam.

Yang jelas, bedakan antara Black hat dan Script-Kiddies, istilah ini untuk orang-orang yang memakai produk berfikir orang lain, alias nyontek atau download, kemudian memakai atau memodifikasi script, orang ini level di mata para hacker hanyalah Playgroup.

Rahasia kepintaran Black Hat

Black Hat pintar karena mereka menguasai konsep dan tahu apa yang harus di mainkan.

Apa yang membuat Black Hat bisa melampaui peraturan ini?

Mereka tahu konsepnya, mereka tahu cara kerjanya.

Inspirasi Hacker dari dalai Lama:

Dalai lama berkata, “Knows the rule, therefore you can bend it” Ketahui cara kerjanya, maka kamu bsia mengakalinya. Arti ‘bend’ (membengkokkan, mengakali) tidak selalu buruk. Ini bisa: lebih cepat, lebih baik, lebih baru, dll.

Jadi, tidak ada hacker yang tidak menyelami cara kerja sesuatu. Ia bisa mengakali karena, sekali lagi, mengerti prinsip dan cara kerjanya

Bongkar masalah dan proses, sebelum menentukan solusi

Mereka memandang masalah, lebih lama dari orang lain. Mereka tidak berorientasi pada solusi. Mereka membongkar “masalah sebenarnya” dan mempertanyakan “Proses sebenarnya” sebelum mencari solusi.

Hacker kelas berat. Leonardo da vinci

Leonardo dalam series berjudul Leonardo memikirkan langkah “sebelum” membuat benteng. Prasyarat apa saja yang di butuhkan untuk membuat sebuah benteng?

Leonardo bicara soal persyaratan berarti ia berbicara tentang “cara kerja” dari penyerangan dan pertahanan.

Dari mana musuh akan datang? senjata apa yang mereka gunakan? dengan cara bagaimana musuh bisa sampai ke benteng ini?

Tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan sebelum membuat benteng?

Sebuah peta. Mencipkatan sebuah gambaran yang tidak sempurna dari sebuah kota, yang penting terukur meski tidak sempurnya, yang penting menjalankan ide meskipun masih perlu banyak perbaikan. Membuat sebuah peta, berarti melihat berbagai sudut yang tak terlihat dengan jelas.

Namun yang terbaik adalah penyempurnaan berikutnya. Penyempurnaan terbaik itu bernama “Jalankan” Ide kamu bisa di kritik kalau sudah saya eksekusi. Tanpa menjalankan (eksekusi), ide saya hanya mimpi.

Leonardo menguraikan masalah menjadi kembali ke proses awal (reverse-proccess), yaitu: menentukan posisi yang sulit bagi musuh. Ia bertindak berdasarkan data, bernama: peta kota.

**

Pikiran seorang hacker, tidak bertanya “Aplikasi apa” yang bisa dipaai untuk membuat akun instagram lebih dari 5 akun dengan 1 android, sebaliknya, mereka bertanya, “Apa yang membuat instagram mendeteksi Android yang sudah saya pakai untuk membuat 5 akun instagram?”

“Prinsip pertama” dan Tanpa “Metode Terbaik”

orang seperti Elon Musk tidak akan menomorsatukan “Bagaimana solusinya” tetapi lebih mengutamakan “Apa prinsip pertamanya?” dan menguraikan proses. Elon musk tidak percaya pada 1 metode terbaik. Setiap solusi, pasti kontekstual. Sekarang “terbaik” dan “work”, di masa mendatang belum tentu dapat bekerja.

Black Hat mengakali sistem dan algorithma. Keduanya, bisa berubah.

Sedikit orang mau bertindak dan lebih banyak meminta (meminta aplikasi terbaik)……

Hanya saja sedikit orang mau membaca term of service. Sedikit orang mau mempelajari cara-kerja sesuatu. Sedikit orang mau membongkar proses.

Mereka maunya: pakai aplikasi apa, download di mana, dan hasilnya sesuai harapan.

Berfikir membutuhkan pelatihan, studi kasus, eksekusi, dan penyempurnaan. Gagal, mengalami kemacetan, semua itu pasti terjadi. Namun itulah jaminan terbaik untuk “berhasil” dan “berbeda dari orang lain”

Jebakan hal-hal praktis

Kamu tahu apa yang terjadi kalau terjebak pada hal-hal praktis?

Saya terjebak hal-hal praktis ketika bertindak tanpa acuan data.

Ambil keputusan, tentukan pilihan. Buatlah peta agar orang orang yang kamu cintai selamat dalam peperangan, buatlah peta yang kamu pakai selalu, kamu perbaiki bersama, dan bisa menjai lebih banyak solusi. Bukan sekedar benteng terkuat yang membuat kamu paranoid menghadapi serangan musuh.

Membuat pemetaan belajar: strategi dan menjalankan

****

Mari kita akhiri Motion dan segera lakukan Action

— do what should do

Seringkali kita hanya berkubang di jalur yang sama, melakukan kecerobohan yang serupa namun dengan dalih ‘ini cara baru’ tetapi sebenarnya hanya melakukan pengulangan, akan membosankan.

Motivasi kuat (belajar) itu muncul melalui afirmasi dari diri sendiri berkaitan dengan cara pandang dan editing ucapan diri sendiri. Bicaramu pelu di edit sebelum terucap, karena sekali terucap, itu akan mengafirmasi sikap dan berubah menjadi tindakan, bisa jadi tindakanmu adalah hasil dari ucapanmu sendiri, ‘saya tidak bisa melakukan ini…’, ‘orang kecil seperti kita bisanya ya segini segini saja…’, dst. Misalnya, convert kalimat itu menjadi begini ‘bagaimana caranya menyelesaikan pekerjaan ini…’, ‘mereka saja bisa, kenapa kita tidak?…’, terapkan konversi kalimat negatif menjadi positif, kalau itu jadi tindakan action maka itu bisa menghasilkan cara pandang yang lebih baik, membawa perubahan positif.

Hacker berani menantang bisikan dalam diri dan memaksa melampaui orang kebanyakan, ia berani berspekulasi sekaligus menjalani aksi secara bersamaan, Black Hat: berani mengambil resiko untuk terus belajar melampaui yang terkuat, melampaui yang terbatas, terbebas dari hutan, terlepas dari ancaman.

Sudah belajar apa kamu hari ini?

Varisi.medium.com

Written by varisi

Web Developer, Penulis, Artworker, Tinggal di Semarang.