Sulit memahami mana yang ‘ingin’, ‘bisa’ dan ‘Harus’ dapat mengubur mimpimu sedalam mungkin, kuncinya adalah memahami cara menentukan prioritas.
Mengerti cara menentukan prioritas, hidup bisa menjadi lebih baik.
Menentukan peringkat pertama pekerjaan kamu, itulah prioritas.
Prioritas itu soal ‘fokus energi’ yang kamu keluarkan dalam sehari, seminggu, sebulan dan setahun.
Kemana arah energi kamu itu disalurkan?
Kamu sudah punya manajemen waktu terbaik, itu karena merasa sulit membagi waktu. Itulah masalahnya, menganggap semua hal penting sehingga harus membagi waktu.
Mungkin bukan persoalan membuat jadwal, namun kamu tidak punya ‘fokus energi’.
Sebagian orang merasakan ini: tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan masalah dan pekerjaan. Tenggelam dalam kesibukan, kebisingan, dan gangguan. Hustle, noise dan distraction.
Masalahnya bukan cukup waktu, masalahnya juga bukan mengelola waktu (time management).
Kuncinya adalah menyadari kemana kamu mengalirkan ‘energi’ pada pekerjaan hari ini.
Apa yang kamu prioritaskan hari ini, itulah masalah sebenarnya.
Membagi waktu, menulis jadwal, dan “menganggap semua penting”, itulah penyebab kegagalan kamu. Selagi kamu tidak tahu “fokus energi” kamu hari ini, dari sanalah kegagalan bermula.
Buat rencana, dengan prioritas utama pada “fokus energi” kamu. Tidak perlu panjang, buat sebaris atau dua baris, sudah cukup.
Contoh misalnya:
#Work – menyelesaikan persyaratan dokumen beasiswa luar negeri
#read – membaca dan membuat catatan untuk buku -Filsafat Teknologi-
Itulah prioritas kamu hari ini. Selebihnya, kamu bisa menggunakan waktu untuk hal lainnya.
Kalau kedua list itu selesai, mantap sekali. Pekerjaan ‘jalan’ pengetahuan nambah. Selebihnya, tidak penting, karena bukan fokus energi kamu hari ini. Ini hanya contoh, selebihnya sesuaikan sendiri dengan keadaan kamu.
Sebisa mungkin tidak perlu menuliskan apa yang “ingin” dan apa yang “bisa”kamu lakukan. Tulis hanya yang “harus” kamu lakukan. Letakkan paling atas. Itulah yang harus kamu kerjakan.
Jika yang kamu tuliskan adalah yang “ingin” dan “bisa” kamu lakukan, prioritas akan menghilang.
Berikut contoh daftar yang “ingin” dan “bisa” kamu lakukan:
Nonton serial Netflix, marathon 1-10. Scroll media sosial. Membalas komentar. Jalan-jalan kulineran. Scrolling tik-tok. Nongkrong di Kafe. Masih banyak daftarnya. Bukan salah, bukan buruk, namun apakah itu menyelesaikan mimpimu? Membuat karir kamu lebih baik?
Pikirkan apa yang layak masuk “fokus energi”.
Kriteria Yang Layak Masuk Daftar “Fokus Energi”
Apa saja yang layak masuk daftar di “Fokus energi”?
Periksa dengan checklist ini, untuk menentukan apakah yang kamu lakukan layak masuk ke fokus energi:
- Berhubungan dengan pekerjaan
- Jangka panjang, jika tidak saya lakukan, pekerjaan dan bisnis saya bisa kacau.
- Menyelesaikan mimpi saya, bukan menyelesaikan mimpi orang lain.
- Mendukung model bisnis saya, bukan memperkuat bisnis orang lain.
- Di masa depan, ini akan menciptakan diri saya yang berkata, “terimakasih, waktu itu kamu lakukan sesuatu yang membuat saya hebat”
- Long-term goal. Berkaitan dengan tujuan jangka-panjang saya.
- Bukan kesenangan sesaat, bukan mencari keberuntungan, bukan aktifitas instant.
- Tidak bisa didelegasikan, tidak bisa ditunda, bukan sekedar hal darurat (emergency).
- Beda. Ini bukan hiburan. Bukan demi menyenangkan orang lain.
- Berkaitan dengan risiko.
- Berkaitan dengan hal yang membuat saya tidak bisa tidur. Selalu saya pikirkan.
- Memperbaiki “keahlian” saya, menaikkan reputasi saya, membuat orang lain lebih percaya pada pengalaman saya.
- Diri saya yang kemarin akan berkata, “kamu lebih baik dibandingkan saya yang kemarin.
Semakin banyak tanda yang dapat kamu tambahkan sebagai prioritas, semakin layak masuk “fokus energi”
Aksi yang dapat kamu lakukan
- Tulis “fokus energi”. Gunakan daftar-periksa di atas. Utamakan pekerjaan, keluarga, dan pengetahuan.
- Tidak perlu menuliskan apa yang “bisa” kamu lakukan dan “ingin” kamu lakukan.
- Kerjakan “fokus energi” ini, mendahului yang lain.
Apa “fokus energi” kamu hari ini?