
Di era modern ini, konsumerisme telah menjadi fenomena umum, terutama di kalangan remaja. Fenomena seperti ini tidak lagi sekedar tentang memenuhi kebutuhan, tetapi sudah menjadi gaya hidup yang sangat dipengaruhi oleh merek dan citra. Remaja sering kali terikat dalam lingkaran konsumerisme yang berpusat pada brand, yang dimana kepemilikan barang-barang dari brand tertentu menjadi salah satu status simbol dan cara untuk mengekspresikan diri.
Jean Baudrillard adalah seorang filsuf Prancis yang salah satu konsepnya menekankan pada bagaimana konsumsi menjadi bagian dari identitas individu dan bagaimana merek menjadi suatu simbol dalam masyarakat melalui barang barang yang dikonsumsi. Konsumerisme yakni mengkonsumsi barang secara berlebihan guna memperoleh status sosial dalam masyarakat.
Dalam hal ini, brand menjadikan focus utama dari perilaku konsumerisme sehingga remaja sering kali tergoda pada brand terkenal. Brand minded sering dianggap sebagai simbol status sosial dan keberhasilan, sehingga remaja merasa harus memiliki barang-barang dari merek terkenal agar merasa diterima atau diakui oleh teman dan lingkungan mereka.
Selain itu, konsumerisme di kalangan remaja juga mendorong gaya hidup yang berpusat pada merek. Mereka cenderung melebelkan diri dengan merek-merek tertentu dan menggunakan produknya ke dalam kehidupan sehari-hari mereka. Misalnya, pakaian, sepatu, aksesori, dan barang-barang lainnya sering kali dipilih berdasarkan mereknya daripada kualitas atau nilai fungsionalnya.
Adanya iklan dan konten media sosial menjadi faktor perilaku konsumerisme di kalangan remaja, di mana mereka sering terpengaruh oleh promosi pemasaran yang menonjolkan gaya hidup mewah dan konsumtif, hal ini memberi tekanan tambahan bagi remaja agar terus membeli produk-produk baru dan terkini untuk menjaga penampilan mereka dan mendapatkan validasi sosial.
Perilaku konsumerisme sebagai gaya hidup brand minded di kalangan remaja tentu memiliki dampak negatif, seperti :
Pertama, ketergantungan finansial, remaja yang terikat dalam gaya hidup konsumerisme cenderung mengalami tekanan finansial karena pengeluaran yang berlebihan untuk membeli produk brand tertentu dapat mengarah pada utang atau kurangnya tabungan untuk kebutuhan masa depan.
Kedua, pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang, perilaku konsumerisme yang berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang, karena fokus utama remaja pada pembelian produk merek tertentu kemungkinan tidak mempertimbangkan produk lokal atau merek-merek kecil, sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan dalam distribusi kekayaan ekonomi.
Ketiga, pemenuhan emosi yang sementara, membeli suatu produk merek tertentu tentu memberikan kepuasan psikologis sesaat. Mereka mungkin merasa senang atau bangga setelah membeli produknya, namun perasaan senang tersebut cepat berlalu dan mendorong mereka untuk mencari kepuasan lagi dengan membeli produk lain.
Di sisi lain perilaku konsumerisme tidak hanya berdampak negatif namun juga memiliki dampak positif, seperti :
Pertama, peningkatan kepuasan pribadi, membeli produk brand tertentu dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan diri. Mereka merasa puas dengan memiliki barang-barang yang diinginkan dan dapat menggunakan produk tersebut untuk mengekspresikan identitas mereka.
Kedua, pertumbuhan ekonomi, Perilaku konsumerisme remaja juga dapat memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan mempercepat laju penjualan produk tertentu. Hal ini dapat menciptakan peluang industri dan lapangan kerja terkait dengan produksi, pemasaran, dan penjualan produk tersebut.
Ketiga, mendorong inovasi, permintaan yang kuat pada produk tertentu dapat mendorong inovasi dalam industri. Perusahaan cenderung bersaing untuk menciptakan produk yang menarik bagi pasar remaja sehingga memacu perkembangan teknologi.
Meskipun demikian, penting bagi masyarakat khususnya remaja untuk menyadari dampak dari perilaku konsumerisme yang berlebihan, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi lingkungan. Pemahaman tentang pengelolaan keuangan dan pemahaman tentang nilai sejati dari produk dapat membantu mengurangi tekanan konsumerisme dan mendorong pemilihan yang lebih bijak dalam hal pembelian. Sebagai masyarakat, kita juga perlu mempertimbangkan bagaimana kita memperlakukan konsumsi dan merefleksikan nilai-nilai yang lebih bermakna dalam kehidupan kita, daripada sekedar mengejar keinginan konsumtif yang tak terbatas.