Perilaku Konsumtif: Antara Keinginan dan Kebutuhan Terhadap Aktivitas Belanja Online

Aktivitas belanja yang menjadi awal konsumsi karena manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan, sehingga aktivitas belanja tersebut menjadi kegiatan mengkonsumsi. Apalagi dalam perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang berkembang semakin pesat dan maju. Semakin terasa dampak dari berbagai banyak Masyarakat, dimulai dari yang sederhana hingga menjadi modern, semua aktivitas dapat dilakukan serba instan dan cepat. Munculnya teknologi, memudahkan manusia seperti, salah satunya dalam belanja online, dengan adanya belanja online segala hal dapat dilakukan dimanapun dengan baik dari rumah, tempat kerja. Salah satunya aplikasi shopee yang paling popular di Indonesia. Aplikasi shopee ini digunakan untuk mempermudah bagi para konsumen yang membutuhkan berbagai macam produk yang dapat diperoleh  bagi para penjual dan pembeli. Aktivitas berbelanja akan memberikan efek yang menyenangkan bagi seorang individu apabila membeli sebuah barang yang tidak dikendalakan sesuai dengan kebutuhannya. Adanya keinginan merupakan faktor dari kebutuhan yang menimbulkan perilaku yang menggambarkan perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan salah satu perilaku yang membeli barang dengan tidak didasarkan atas kebutuhan melainkan karena keinginan yang harus dipenuhi. Menurut Jean Baudrillard, Masyarakat konsumsi merupakan Masyarakat yang melakukan aktivitas konsumsi beralasan karena keindahannya, melaikan bukan kebutuhannya. Perilaku tersebut yang mengakibatkan segala sesuatu akan terasa berkurang dan berkeinginan secara berlebihan. Oleh karena itu, mereka yang membeli barang dan jasa hanya untuk mengisi Hasrat (desire), tidak sebagai kebutuhan (needs). Perilaku konsumtif ini berfokus pada kepuasaan dan kebahagiaan sebagai konsumsi sesuatu dengan berlebihan, sehingga cenderung mengobarkan segala sesuatu agar dapat memnuhi semua keinginan kebutuhannya. Hal ini, disebabkan perkembangan zaman yang telah merubah pola piker, gaya hidup manusia, terlebih sampai merubah perilaku konsumtif yang dilakukan scara terus menerus agar dapat memenuhi keinginan mereka, dikarenakan keinginan tersebut menimbulkan agar reputasinya tinggi, agar dapat mengikuti berbagai tipe mode maupun alasan lainnya yang kurang penting.

Faktor-Faktor yang Mendorong Perilaku Konsumtif

Dalam hal ini yang menjadi faktor-faktor pendorong dari perilaku konsumtif beberapa diantaranya yaitu, adanya pembelian yang bersifat implusif, hal ini menunjukkan keputusan pembelian dikalangan individu yang sebagian besar didorong oleh emosi mereka daripada pertimbangan awal atau pertimbangan di kemudian hari, dan semata-mata dimotivasi oleh dorongan implusif. Selanjutnya, perilaku tersebut hanya untuk mencari kesenangan, alasan dibalik perilaku ini yaitu untuk mencari kesenangan. Kesenangan fisik menjad salah satu pendekatan untuk mencari kesenangan, dan dalam hal ini insentif nya berupa karakteristtik individu yang membuat mereka merasa puas dan nyaman ketika mereka mengenakan barang-barang yang sedang tren. Perilaku tersebutpun menimbulkan pemborosan, perilaku konsumtif dalam pemborosan berati membuang-buang uang dalam jumalah besar tanpa melihat kebutuhan yang jelas. Perilaku boros juga cenderung mengacu pada pemborosan yang berdampak negative pada kehidupan individu. Faktor lainnya yaitu dipengaruhi oleh teman sebaya, barangkali beberapa individu  yang merasa tertekan karena keinginan untuk mengikuti tren-tren yang sedang viral dan memiliki barang-barang branded yang terkenal, sehingga dapat menimbulkan terjadinya perilaku yang membeli barang yang tidak wajar.

Upaya Mencegah Perilaku Konsumtif

Belanja online memang nyaman dan menyenangkan, namun juga menimbulkan untuk menjadi impulsif dan boros. Secara umum, belanja online cenderung mendorong perilaku konsumtif karena adanya kemudahan akses dan penawaran yang menarik. Namu nada beberapa hal yang perlu diperlu dilakukan agar mencegah perilaku tersebut seperti menghapus aplikasi belanja online melalui Hp, karena jika aplikasi tersebut tidak dihapus, maka berkeinginan berbelanja dan tergoda akan barang-barang yang sedang turun harga. Dengan mengurangi penggunaan apikasi tersebut, dapat mengurangi sifatnya implusif saat berbelanja. Mengatur keutamaan antara kemauan dan kebutuhan. Ketika berkeinginan untuk membeli sesuatu, menganggapnya keinginan tersebut sebagai kebutuhan. Mengontrol diri sangat penting untuk perilaku konsumtif yang efektif, karena hal ini melibatkan pengelolaan yang implusif, emosi, dan refleksi diri untuk membuat keputusan yang tepat dan menghindari pembelian hal yang penting.